SEJARAH JURNALISTIK DI INDONESIA
Sejarah jurnalistik di Indonesia tidak luput dari sejarah jurnalistik dunia begitupun dengan perkembangan jurnalistik di Indonesia yang tidak luput dari perkembangan Jurnalistik di dunia. Berdasarkan sejarah, jurnalistik Indonesia sibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Pers Kolonial
Pers kolonial merupakan pers pertama yang dibangun oleh orang-orang Belanda dan pers ini dibangun oleh orang-orang Belanda yang berada di Indonesia. Pada abad ke-18 muncullah surat kabar yang berjudul Bataviasche Nouvellesd dan sejak saat itu bermunculan surat kabar lainnya yang mendukung kaum kolonialis.
2. Pers Cina
Berkembangnya pers di Indonesia tak luput dari pengaruh orang-orang cina dan muncul surat kabar yang dibuat oloeh orang cina yang bertujuan untuk menjadi wadah pemersatu KETURUNAN Tionghoa di Indonesia.
3. Pers Nasional
Pers Nasional muncul pada abad ke-20 di Bandung dengan nama Medan Priayi. Media yang dibuat oleh Tirto Hadisuryo atau Raden Djikomono, diperuntukan sebagai alat perjuangan pergerakan kemerdekaan dan Tirto Hadisuryo akhirnya dianggap sebagai pelopor peletak dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan (penghentian masa siar) media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini dan kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia. Hal inilah yang kemudian memunculkanAlinsi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih dan beberapa dari aktivisnya dimasukkan ke penjara.Titik kebebasan pers mulai terasa kembali saat BJ Habibie menggantikan Soeharto dan hal ini diterima dengan suka cita. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia.
Sumber : http://icrp-online.org/042012/post-1891.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar